Malik bin Sinan RA adalah seorang
sahabat Anshar, ayah dari Abu Said al Khudri RA, seorang sahabat yang banyak
meriwayatkan hadits Nabi SAW. Dalam perang Uhud, keadaan Rasulullah SAW sempat sangat
kritis karena diserang kaum kafir Quraisy dari berbagai penjuru, dan hanya
tinggal dua sahabat muhajirin yang melindungi beliau sehingga beliau terjatuh
dan terluka. Tujuh sahabat Anshar yang sebelumnya ikut melindungi Nabi SAW
telah menemui syahidnya satu persatu.
Malik bin Sinan termasuk beberapa
sahabat (tidak sampai sepuluh orang) yang berhasil membuka “jalan darah” untuk
berhimpun di sekitar Rasulullah SAW dalam kondisi kritis tersebut. Mereka ini
akhirnya berhasil mengamankan keadaan beliau dari gempuran kaum kafir Quraisy. Ada bagian dari topi besi
yang menancap di kepala
beliau, Abu Ubaidah berhasil melepaskannya dengan gigi serinya hingga rompal,
tetapi dari luka di kepala Rasulullah SAW itu mengucur darah segar. Segera saja
Malik bin Sinan menjilat luka pada kepala Nabi SAW, dengan harapan akan bisa
menghentikan, atau setidaknya mengurangi derasnya darah yang mengucur, dan itu
berhasil. Setiap kali menjilat dan menghisab darah itu, Malik bin Sinan
bukannya membuang atau memuntahkannya, justru ia menelan darah itu, sampai akhirnya
darah tidak keluar lagi dari luka-luka Rasulullah SAW. Melihat apa yang
dilakukannya, beliau bersabda, "Seseorang yang darahnya menyatu dengan
darahku, maka api neraka tidak akan menyentuhnya."
Sungguh suatu keberuntungan besar
bagi Malik bin Sinan. Dan keberuntungan itu makin lengkap karena ia gugur
sebagai syahid di Perang Uhud itu.
Note:sn 352
Tidak ada komentar:
Posting Komentar